Rabu, 01 Juni 2016

Yohanes 7:53-8:11 “Menepuk Air Di Dulang, Terpercik Muka Sendiri”

Pernahkah Saudara mendengar  peribahasa yang berbunyi “Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri?” Isinya berupa petuah yang patut kita simak dalam kehidupan keseharian kita. Kearifan lokal nenek moyang kita itu ditujukan kepada seseorang yang  melakukan suatu perbuatan, tetapi  merugikan atau mempermalukan diri sendiri.

Peribahasa itu cocok dengan apa yang dialami oleh orang Farisi dan para ahli Taurat. Semula mereka bermaksud  untuk mempermalukan Yesus, tetapi ternyata mereka sendiri yang mendapat malu. Ketika itu terjadi suatu peristiwa penangkapan seorang perempuan yang berbuat zinah. Mereka  menangkap dan menggiring  perempuan itu  ke hadapan Yesus, lalu bertanya, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika  sedang berbuat zinah. Dalam hukum Taurat Musa diperintahkan agar kita  melempari perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Dengan pertanyaan ini mereka ingin menjebak Yesus dengan jawaban-Nya. Menurut pemikiran mereka hanya ada dua kemungkinan jawaban Yesus, menyetujui perempuan ini dihukum atau membebaskannya. Kalau Yesus setuju untuk menghukum perempuan ini, mereka akan mempersoalkan kasih dan keberpihakan Yesus terhadap orang-orang yang lemah. Kalau Yesus membebaskan perempuan ini, maka Yesus akan dianggap melanggar hukum Taurat.
Ternyata jawaban Yesus diluar perkiraan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus justru mengatakan "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu". Jawaban Yesus menyadarkan bahwa mereka sama-sama berdosa seperti perempuan ini. Sehingga satu persatu mereka pulang sampai hanya perempuan ini dan Yesus yang tinggal.

Sebagai orang percaya, kadang kita juga masih suka mencari-cari kesalahan orang lain, seperti yang dilakukan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Melalui peristiwa ini kita diingatkan untuk jangan suka mencari-cari kesalahan orang lain, karena tidak satupun di antara kita yang tidak pernah berbuat dosa, tapi sapalah saudara kita yang melakukan kesalahan dengan kasih yang memulihkan dan membawa pertobatan, yaitu kasih dari Yesus Kristus.
“Kasih membawa pertobatan bukan penghukuman.” (Robert N. Kindangen)

Tidak ada komentar: