Sayangnya, warisan dalam bentuk materi seringkali justru menciptakan konflik, misalnya bagi anggota keluarga yang menerima.
Warisan apakah yang paling bernilai?
Cat Steven, seorang musisi pernah mengungkapkan “The greatest legacy is that which benefits the widest number of people for the longest period without limit to value. – Warisan terhebat adalah sesuatu yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia dan berlangsung selamanya.”
Bagian Alkitab yang kita baca, menceritakan mengenai warisan Kaleb bin Yefune. Pada usia delapan puluh lima tahun, Kaleb menerima wilayah Hebron sebagai milik pusaka yang akan diwariskannya kepada anak-anaknya turun temurun. (ay.9, 13)
Namun warisan yang paling bernilai dari Kaleb bin Yefune bukanlah tanah Hebron, melainkan nilai hidup berupa iman dan kesetiaannya terhadap Tuhan.
Iman dan kesetiaan Kaleb ditunjukkan ketika ia menjadi salah satu dari 12 pengintai yang dikirim Musa mengintai Kanaan. 10 orang pengintai pulang membawa kabar yang membuat ketakutan orang Israel dan menunjukkan ketidak percayaan mereka terhadap Allah. Hanya Kaleb dan Yosua yang membawa kabar yang sejujur-jujurnya (ay.7), mereka berdua tetap percaya. Ketika ke-10 pengintai membuat tawar hati bangsa Israel, Kaleb tetap setia mengikuti TUHAN, Allah, dengan sepenuh hati (ay.8-9). Iman dan kesetiaan Kaleb terus bertahan sejak dia muda sampai lanjut usia (Ay.11).
Iman dan Kesetiaan Kaleb merupakan warisan paling bernilai, bukan saja diterima oleh keturunannya, melainkan dirasakan juga orang percaya di berbagai jaman, termasuk kita yang ada saat ini.
Iman dan kesetiaan yang kita miliki juga akan menjadi warisan yang sangat bernilai bagi anggota keluarga kita, keturunan kita, juga orang-orang lain yang menjadi percaya karena teladan iman kita.
Sudahkah kita mempersiapkan warisan kita?
“Warisan yang paling berharga yang diberikan oleh orang percaya bukanlah materi yang sifatnya fana, tapi iman dan kesetiaan yang bernilai kekal.” (Robert N. Kindangen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar