Sabtu, 18 Juni 2016

Roma 8:18-30 “Sudut Pandang Allah”

Setelah kota London terbakar, raja Inggris menugaskan seorang arsitek besar bernama Christofer Ramm membangun kembali gereja St. Paul yang megah. Ukiran yang besar dan bagus dipasang kira-kira 8 meter tingginya dari tanah. Ada seorang yang mengukir salah satu hiasan di situ dan berdiri pada tempat yang tinggi dari gereja itu. Ia sedang memandang hasil ukirannya yang baru saja selesai. Tetapi secara tak sadar, ia memandangi ukiran itu sambil berjalan mundur setapak demi setapak sampai berada di ujung papan pembatas. Jika ia mundur setapak lagi, ia pasti jatuh dan mati. Seorang rekannya melihat bahwa posisi temannya sangat berbahaya. Dia bermaksud menolong, tetapi jika ia berteriak memperingatkan kemungkinan teriakannya akan membuat rekannya malah jatuh. Akhirnya tidak ada cara lain selain ia mengambil kuas seorang yang sedang mengecat dinding dan merusak ukiran tersebut. Pada waktu ukiran itu kena cat, si pengukir amat marah dan langsung menghampiri rekannya yang merusak ukirannya dan bermaksud memukulnya. Tetapi rekannya itu menunjukkan tempat si pengukir itu berdiri. Akhirnya, si pengukir sadar bahwa rekannya telah menyelamatkan nyawanya.

Sikap yang sama seperti sang pengukir, sering kita perlihatkan ketika kita melihat hidup kita mengalami penderitaan dalam bentuk seperti, sakit penyakit, kedukaan, dan rencana-rencana yang gagal. Kita seringkali protes kepada Tuhan bahwa Tuhan membiarkan atau membuat kehidupan kita begitu berat. Padahal yang terjadi sebaliknya. Justru Tuhan sedang menolong kita.
Dari sudut pandang manusia, penderitaan yang dialami adalah tanda ditinggalkan oleh Tuhan, tanda kegagalan, tanda hari depan suram dan tak berpengharapan.
Namun dari sudut pandang Allah, penderitaan dialami oleh orang-orang yang mengasihi Dia, menjadi salah satu cara untuk mendatangkan kebaikan. Penderitaan yang dialami orang percaya dipakai Allah untuk mewujudkan rencana-Nya bagi kita. Penderitaan yang kita alami tidak akan membawa kita pada kebinasaan, tapi akan membawa kita pada damai sejahtera.

Jika saat ini kita sedang mengalami penderitaan, apapun bentuknya. Jangan pernah ragukan Allah, datang padanya dalam doa,  bahkan ketika kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, karena Roh Kudus akan menolong kita, berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Memberi kita kekuatan, pengharapan, kebaikan yang Allah rencanakan bagi kita. (Robert N. Kindangen)

Tidak ada komentar: