Sabtu, 21 Mei 2016

2 Korintus 8:13-15 “Dia Ini Saudaraku”

Ada seorang anak lelaki kurus berjalan sambil menggendong adiknya yg lumpuh di punggungnya. Seseorang memperhatikannya dan berkomentar prihatin; " Kasihan kau nak, bebanmu pasti berat!" Lalu anak itu dengan wajah yang gembira menjawab secara spontan ; "Dia bukan beban buat saya pak, dia ini saudaraku ! ". Itulah kisah dibalik lirik lagu pop karangan Bobby Scott dan Bob Russel; "He Ain't Heavy, He's My Brother."
Suatu perbuatan yang dianggap beban atau kerugian bagi orang lain, ternyata merupakan kegembiraan bagi orang lain. Jika seseorang melakukannya dan tetap bergembira, pasti ada cinta kasih dalam hatinya. Dalam cerita di atas, cinta kasih yang ditunjukkan kakak terhadap adiknya.

Demikian juga yang dilakukan oleh jemaat-jemaat di Makedonia, yaitu jemaat Filipi, Tesalonika, Berea, dll.  Di tengah-tengah berbagai kesulitan dan kemiskinan yang mereka alami, mereka justru menunjukkan kemurahan hati dengan memberikan dukungan dana terhadap anggota jemaat miskin di Yerusalem. Hebatnya, mereka tidak menganggap apa yang mereka lakukan sebagai beban, tapi justru sebagai sukacita. Mereka bersukacita karena beroleh kesempatan untuk menolong saudara seiman yang sedang kesusahan, saudara seiman yang mereka kasihi.
Kalau jemaat-jemaat di Makedonia bisa memberikan pertolongan di tengah-tengah kesulitan yang mereka alami, apalagi jemaat Korintus yang  diberi berkat berkecukupan oleh Tuhan. Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa apa yang mereka miliki adalah adalah anugerah dari Allah  untuk menolong saudara-saudara seiman yang sedang kekurangan di Yerusalem. Memberikan pertolongan kepada sesama yang kekurangan adalah respon orang percaya, yang dilakukan dengan sukacita dan bukan sebagai beban, karena dilakukan dengancinta kasih. Pertolongan mereka akan mencukupkan kekurangan saudara mereka.

Sebagai orang percaya kita juga diingatkan, berkat kecukupan yang kita miliki yang merupakan berkat dari Tuhan, adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk menolong sesama kita yang membutuhkan. Dasar dari pemberian adalah cinta kasih yang diteladankan Yesus Kristus. Kalau cinta kasih Yesus Kristus yang menjadi dasar kita, maka pertolongan yang kita berikan kepada sesama kita tidak akan pernah kita anggap sebagai beban, melainkan sukacita, dan kita bisa berkata kita melakukannya karena “dia ini saudaraku”. (Robert N. Kindangen)

Tidak ada komentar: